Jumaat, 10 Julai 2009

Barat dan Pandangannya Tentang JIHAD

Tepatnya setelah tragedy WTC 11 september, amerika gencar mengeluarkan istilah terorisme. Dengan segala daya upaya mereka berusaha menarik simpati dari Negara lain untuk memberikan dukungan guna menumpas terorisme. Tapi persoalan muncul, karena term teroris itu nyatanya selalu dikaitkan dengan Islam. Dari semua calon dari buruan amerika adalah mereka yang muslim dan beragama taat pada agamanya. Sebuah konspirasi globalpun kemudian telah meluas (Adian Husaini:2005).

Munculnya istilah terorisme ini kemudian meluas menjadi pandangan umum bahwa teroris adalah muslim, sehingga penafsiran yang ada kemudian al-Qur’an sebagai sumber kehidupan muslim dianggap telah melanggar HAM karena mengajarkan jihad yang menurut pandangan barat adalah membunuh kafir (selain muslim).

Pandangan-pandangan yang salah ini kemudian memunculkan islamphobia, yaitu ketakutan akan Islam yang menurut mereka selalu berbuat anarkisme dan terror. Ini dibuktikan banyaknya penyiksaan pada muslim disebuah Negara yang mayoritas Kristen atau Yahudi. Para orientalis dengan beraninya mengatakan bahwa ayat-ayat jihad adalah ayat-ayat madaniyah semua, sehingga ayat yang berkenaan dengan jihad pastilah perintah untuk berperang dan memerangi orang selai muslim. Beberapa ayat yang dijadikan patokan mereka adalah surah AlFurqan dan AlHajj.

“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar”. (Al-Furqan: 52)

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (Al-Hajj:39)

Pandangan ini jelas salah besar, mengingat ayat-ayat jihad bukan hanya turun di periode madinah saja, tetapi juga diperiode makkah. Ayat-ayat jihad periode makkiyah (QS.Al-Furqa: 52, an-Nahl: 110, al-‘ankabut: 6 dan 69) ini tidak sedikitpun menyiratkan akan perintah berperang. Perintah berperang hanya muncul setelah periode madinah (QS. Al-Hajj: 39), dan tidak semua ayat-ayat jihad periode madinah menyiratkan pertempuran fisik.

Beberapa hadist menunjukkan pengertian Jihad dalam islam:

“Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anha: Aku berkata: Wahai Rasulullah, apakah perempuan wajib berjihad?. Beliau menjawab: “Ya, jihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah.” (Riwayat Ibnu Majah dan asalnya dalam kitab Bukhari). Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu berkata: Ada seseorang menghadap Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam meminta izin ikut berjihad (perang). Beliau bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”. Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: “Kalau begitu, berjihadlah untuk kedua orang tuamu.” Muttafaq Alaihi.

Sekali lagi, penafsiran para orientalis dan barat tentang ayat jihad sebagai perintah berperang fisik dan terror sebenarnya adalah sebuah ketakutan barat akan kemajuan Islam. Hal ini tak lepas dari histories bahwa Islam pernah menguasai barat untuk waktu yang cukup lama, terutama pada dinasti Turki Utsmani. Selain itu, tulisan Samuel Huntington “Tha clash of civilization” menyadarkan amerika sebagai Negara yang kini memegang kendali dunia akan keterancaman mereka dengan Islam. Sehingga segala daya upaya dilakukan seperti disebarkannya ide-ide liberalisme, sekulerisme, relativisme, dan lain sebagainya untuk menghentikan laju peradaban Islam yang lambat laun mulai bergerak maju. Pembelokan tafsir tentang jihad juga merupakan proyek besar amerika yang dalam hal ini mewakili barat sebagai upaya menghancurkan Islam. Tetapi sekali lagi usaha itu hanya akan sia-sia, karena al-Qur’an akan selalu terjaga dari kesalahan karena Allah melalui perantara ulama, para ilmuwan muslim akan selalu menjaganya.

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”(QS. Al-Hijr: 9).

Wallahua’lam bis showab.

Tiada ulasan: